Kamis 12 Feb 2015 21:34 WIB

Ulama: Konflik KPK dan Polri Salah Satu Bentuk Riya

Rep: C07/ Red: Bayu Hermawan
  Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1).  (Antara/M Agung Rajasa)
Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 150 ulama dan habib se-Jabodetabek mendoakan konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri segera mereda. Ulama dan habib se-Jabodetabek meminta kepada Polri dan KPK untuk tidak ragu menindak tegas para pelanggar hukum.

Salah satu ulama yang turut hadir, Saibullah Basuri menganalogikan bahwa masyarakat Indonesia harus bertamasya ke Taman Safari.

"Masyarakat kita perlu ke Taman Safari, ular sama kodok sudah bercengkrama. Monyet sama kingkong berteman.Kita harus studi banding ke Taman Safari," ujarnya, di Mabes Polri, Kamis (12/2).

Menurutnya tugas para penegak hukum sangatlah berat. Ia meminta polisi jangan sungkan menegakkan keadilan sesuai dengan amanat para pendiri bangsa yang diatur oleh undang-undang.

Ulama lainnya H Syahrillah Asfari, menanggapi konflik yang terjadi antara KPK dan Polri adalah salah satu bentuk keriyaan. Ia mengaku terusik dengan perbuatan riya yang dilakukan kedua lembaga teraebut dalam mengekspos suatu perkara.

Menurutnya, proses penegakkan hukum yang dilakukan oleh KPK dan Polri hendaknya memperhatikan etika kelembagaan dan etika kenegaraan.

"Jangan semata-mata melihat dari satu sisi yuridis dan penegakkan hukum dalam penetapan tersangka yang dipublikasikan. Ini adalah cara-cara riya yang menyombongkan keakuannya serta seolah-olah saya yang paling benar," katanya.

Seharusnya, penegakkan hukum yang dilakukan terhadap siapapun janganlah dibawa ke arena politik. Karena hal tersebut dapat memecah belah masyarakat yang hanya ikut-ikutan namun tidak tahu permasalahannya.

"Penegakkan hukum sekarang ini sudah bias dan dapat dikatakan sebagai arena balas dendam," tuntasnya.

Para ulama dan habib, tambahnya mendukung setiap penegakkan hukum baik oleh KPK, Kejaksaan dan oleh Polri. Ditegaskannya jangan menggunakan sarana media sosial untuk membentuk opini publik.

Sementara Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menyambut baik sikap ulama yang sudah berkenan datang ke Mabes Polri, ia pun meminta doa restu agar konflik ini segera selesai.

"Kehadiran bapak-bapak, kyai, ustadz dan tokoh agama saya mohon doa restu semoga bisa diselesaikan segera, kita anggap ujian dari Allah. Setiap cobaan ada jalan keluarnya," katanya.

Badrodin pun merasa kehadiran para ulama bisa memberikan semangat baru serta suatu dorongan bagi Polri untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement