Kamis 12 Feb 2015 22:43 WIB

PBB : Yaman di Ambang Perang Saudara

Petugas kepolisian berjaga-jaga di depan Kedutaan Besar AS yang sejak kemarin ditutup di Sanaa, Yaman. Penutupan dilakukan karena situasi Yaman yang dipandang tak kondusif.
Foto: Reuters
Petugas kepolisian berjaga-jaga di depan Kedutaan Besar AS yang sejak kemarin ditutup di Sanaa, Yaman. Penutupan dilakukan karena situasi Yaman yang dipandang tak kondusif.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -  Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Jamal Benomar, memperingatkan bahwa negara itu berada di ambang perang saudara dan menganggap semua pihak ikut menciptakan kekacauan politik dan ekonomi.

Yaman sedang tergelincir menuju kekacauan lebih jauh saat Houthi, milisi Syiah dari utara dukungan Iran, menguatkan cengkeraman mereka terhadap kekuasaan setelah menduduki ibu kota pada September dan mendepak pemerintah pusat. Petempur itu memasuki wilayah di selatan, berhadapan dengan suku Sunni, kelompok lain serta cabang setempat Al Qaida.

"Kami meyakini bahwa kondisi saat ini sangat berbahaya. Yaman berada di ambang perang saudara," kata Benomar dalam wawancara dengan stasiun televisi al Arabiya dan al Hadath  pada Rabu larut malam (11/2).

Petempur-petempur yang memiliki kaitan dengan Al Qaida menduduki sebuah markas tentara di Yaman bagian selatan dan menawan tahanan tentara pada Kamis.

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis telah menutup kedutaan besar mereka di Sanaa karena kondisi keamanan yang mengkhawatirkan. Benomar mengatakan perekonomian Yaman sedang menghadapi keruntuhan yang akan segera terjadi. Ia mendesak dilakukannya dialog untuk mencapai penyelesaian damai.

"Semuanya menjadi bagian dari apa yang sejauh ini telah terjadi, mereka semua telah melakukan kesalahan dan kebodohan dan kadang kala kelompok-kelompok bergerak melakukan kekerasan dalam mencapai tujuan-tujuan politik," kata utusan tersebut.

Yaman, yang berbatasan dengan negara penghasil minyak terbesar, Arab Saudi, merupakan sarang Al Qaida di Semenanjung Arab.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement