Jumat 13 Feb 2015 10:20 WIB

Banjir Jakarta Pengaruhi Industri Tekstil di Bandung

Rep: C80/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/2).   (Antara/Vitalis Yogi Trisna)
Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/2). (Antara/Vitalis Yogi Trisna)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Banjir yang melanda ibu kota Jakarta, mempengaruhi industri yang ada di Kabupaten Bandung. Pasalnya, beberapa industri yang ada di wilayah tersebut memiliki pasar di Jakarta. Sehingga, dampak banjir Jakarta juga membuat sejumlah industri merugi.

Hal tersebut dikatakan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Bandung Ferry Sandiyana. Dirinya menyebutkan, sebagian industri tekstil di Kabupaten Bandung memiliki vendor di Jakarta dan sekitarnya. Akibatnya, banjir yang merendam wilayah tersebut saat ini membuat distribusi barang terhambat.

"Industri-industri tekstil seperti di Majalaya, Rancaekek, dan beberapa wilayah di Kabupaten Bandung banyak yang memiliki vendor di Jakarta, seperti di Tanah Abang. Akibat banjir, tentu distribusi barang terhambat,’’ kata Ferry, di Bandung, Jumat (13/2).

Walaupun distribusi terhambat, kata Ferry, proses produksi di sejumlah industri tersebut tetap berjalan. Pasalnya, industri tekstil biasanya memilik stok bahan baku untuk 1 sampai 2 bulan ke depan. Sehingga masih dapat memproduksi meskipun pasokan bahan baku terhambat.

Diakuinya, dampak banjir Jakarta tersebut, membuat sejumlah industri tekstil di Kabupaten Bandung mengalami kerugian yang tidak sedikit. Namun, dia mengatakan belum mengetahui pasti angka kerugian dari sejumlah industri tersebut akibat banjir di Jakarta. "Yang jelas, kerugian pasti ada dan cukup besar. Namun, angkanya berapa, saya belum dapat laporannya,’’ ujarnya.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian di pasar tradisional. Sebab, sejumlah harga sayuran dan bahan pokok masih normal karena pasokan dan distribusi masih di tingkat lokal.

Maman Hidayat, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Soreang menuturkan, pasokan barang di pasar tersebut tidak ada yang berasal dari Jakarta. Selain itu, sebagian besar pedagang pun tidak memasok barang ke Jakarta.

"Barang-barang di Pasar Soreang, seperti sayuran kebanyakan masih berasal dari dalam daerah, seperti dari Pangalengan, Kertasari, dan Ciwidey. Kebanyakan juga dijual di tingkat lokal, sehingga banjir Jakarta tidak berpengaruh. Jadi harga komoditas masih normal,’’ katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement