REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama sekaligus mantan Menteri Luar Negeri era Presiden Gusdur, Alwi Shihab melihat perhatian media barat terhadap kasus pembunuhan tiga mahasiswa Muslim di dekat Univeritas North Carolina Chapel Hill Amerika Serikat sangat kecil.
Hal ini dinilai Alwi berbanding terbalik dengan peristiwa penyerangan sekelompok orang terhadap kantor redaksi majalah satir Charlie Hebdo di Perancis beberapa waktu lalu.
"Tiga mahasiswa Muslim dibunuh di kampus N.Carolina, USA, peliputan media Barat sangat kecil dibanding saat pembunuhan di Charlie Hebdo Paris," kata Alwi melalui akun twitternya @ShihabAlwi, Kamis (12/2) malam.
Membandingkan dua fakta tersebut, Alwi menilai dunia barat terkesan meremehkan nilai nyawa umat Muslim sebagai kaum minoritas di benua Barat. Hal ini menurut dia merupakan diskriminasi yang tak patut dibiarkan dalam kehidupan dunia internasional.
"Dunia Barat masih diskriminatif meremehkan nilai nyawa Muslim," ujar Alwi.
Sebelumnya, beberapa hari lalu diberitakan tiga mahasiswa Muslim ditembak mati di dekat Univeritas North Carolina di Chapel Hill. Identitas ketiga korban yakni Deah Shaddy Barakat (23), kemudian istrinya Yusor Mohammad (21), dan saudari Deah, Razan Mohammad Abu-Salha (19).
Usai penembakan terjadi, seorang pelaku pun ditangkap. Kepolisian Chapel Hill mengatakan pelaku penembakan Craig Stephen Hicks (46) telah ditangkap dan ditahan di penjara Durham County Jail. Sementara kepolisian setempat masih mendalami apa motif penembakan tersebut.