Jumat 13 Feb 2015 22:56 WIB

Polisi dan Ruang Ibadah di Sydney Target Ancaman Teror di Australia

Red:
Teroris (ilustrasi)
Foto: pqed.org
Teroris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Pemerintah Negara Bagian di New South Wales mulai was-was. Betapa tidak, hasil investigasi yang dilakukan tim gabungan penanggulangan teroris menyebut jika polisi dan tempat ibadah di Sydney menjadi sasaran target teroris.

Dalam pernyataan tertulisnya,  Kepolisian NSW mengatakan para penyelidik dari Tim Gabungan Penanggulangan Terorisme (JCCT) telah dikirim keluar negeri menyusul terjadinya penangkapan dua pria di Sydney awal pekan ini.

 "Sebagai konsekwensinya dari pengiriman personil JCCT  itu, kami berhasil memperoleh informasi kalau memang ada indikasi rencana sejumlah serangan teror di Australia," kata pernyataan itu.
 
"Investigasi itu berhasil memverifikasi adanya ancaman terhadap personil polisi Australia dan juga ruang ibadah di Sydney."
 
"Sejauh ini belum ada ancaman spesifik terhadap fasilitas kepolisian maupun petugasnya,"
 
"Tim Gabungan Penanggulangan Teror (JCTT ) telah memastikan usulan atau rencana ancaman teror terhadap ruang ibadah sudah diabaikan. Namun para penyidik akan terus melanjutkan upaya memastikan sejumlah informasi yang berhasil mereka dapatkan,"
 
Omar Al-Kutobi, 24, dan Mohammad Kiad, 25, ditangkap pada Selasa (10/2) ketika polisi Anti Teror menggerebek sebuah garasi yang telah diubah menjadi tempat tinggal mereka di Fairfield.
 
Kedua pria ini didakwa dengan pasal melakukan tindakan untuk mempersiapkan atau merencanakan serangan teror.
 
Polisi mengatakan penggeladahan di tempat tinggal kedua pria itu berhasil menemukan senjata tajam, pisau berburu, bendera organisasi teroris ISIS yang mereka buat sendiridan sebuah video yang menampilkan salah satu dari pria itu berbicara mengenai cara melakukan serangan teror.
 
Wakil Komisioner Polisi Catherine Burn mengatakan video yang diperoleh dalam penggeledahan itulan yang membuat polisi yakin kalau serangan teror yang mereka rencanakan itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement