Sabtu 14 Feb 2015 07:14 WIB
Kontroversi Valentine

Menerima Valentine, Jupe: Bukan Berarti Menjadikan Budaya

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
julia perez
Foto: antara
julia perez

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Julia Perez menyatakan budaya perayaan valentine merupakan random culture yang sangat berpotensi diadopsi oleh remaja Indonesia.

Namun, jika sebagian orang merayakan dan menerima valentine, bukan berarti valentine dijadikan budaya di Indonesia.

 

"Kita mengartikan valentine sebagai momen yang diterima namun bukan berarti kita mengiyakan itu menjadi budaya kita," jelasnya, saat dihubungi Republika Online, Jumat (13/2).

 

Budaya asing yang terlalu banyak masuk ke Indonesia, kata artis yang akrab disapa Jupe, merupakan hal yang ditakutkan Bung Karno di era globalisasi. Misalnya, pengadopsian perayaan valentine yang sudah jelas bukan merupakan budaya negeri sendiri.

 

Ia menjelaskan, di Islam sendiri sudah banyak perayaan yang lebih penting dari valentine. Namun, remaja saat ini mungkin kurang mengenali karena sudah tergerus oleh derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia.

 

"Budaya-budaya dari luar pun kita terima tanpa disikapi dengan baik," kata Jupe.

 

Remaja Indonesia tetap harus memberdayakan budaya dalam negeri. Valentine, tidak perlu dirayakan dengan memberi cokelat atau kartu ucapan ala Barat, namun bisa juga dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti kumpul keluarga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement