Sabtu 14 Feb 2015 07:00 WIB
Kontroversi Valentine

'Lebih Baik Shalat Tahajud Daripada Rayakan Hari Valentine'

Rep: c64/ Red: Bilal Ramadhan
Muslimah shalat Tahajud.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Muslimah shalat Tahajud. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap kali menjelang tanggal 14 Februari, publik selalu sibuk membahas perayaan Hari Valentine, khususnya para pemuda-pemudi. Namun, banyak dari mereka yang tidak menyadari perayaan Valentine hanya menyebarkan dampak buruknya.

"Lebih baik, pemuda-pemudi shalat Tahajub dari pada merayakan Hari Valentine yang hanya membawa maksiat," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Fahmi Salim kepada Republika Online, Jumat (13/2).

Ia mengatakan, dengan shalat Tahajud para pemuda-pemudi itu meminta dan berdo'a kepada Allah untuk didekatkan jodohnya. Bukan, didekatkam dengan perzinahan. Oleh karenanya, Ketua Umum Yayasan Nasyitha Centre, Ustazah Nurjanah Hulwani mengatakan, gencar dan maraknya perusak akhlak ini harus diimbangi denga berbagai kegiatan positif yang lebih aktraktif dan kreatif.

"Mengingat, saat ini kegiatan merusak morak pemuda-pemudi Islam telah menyebar luas dan cepat. Pasalnya, mereka memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk melancarkan serangan-serangan perusak akhlak itu," jelasnya.

Maka dari itu, ia menekankan, umat Muslim harus lebih aktif dan gencar  menyebarluaskan kegiatan perbaikan akhlak. Karena, salah satu cara untuk menghadang perusak akhlak itu adalah melawannya dengan berbagai kegiatan perbaikan akhlak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement