REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan hari valentine atau hari kasih sayang dinilai memiliki ketidakjelasan asal usul . Selama ini masyarakat dibingungkan dengan banyaknya versi sejarah valentine yang banyak beredar di internet.
Psikolog anak Elly Risman, mengatakan, konon valentine berawal dari kisah seorang pastur yang bernama Valentino yang dihukum mati oleh raja Romawi pada 14 Februari 269 M. Namun, belum ada yang bisa menjamin keaslian cerita tersebut.
“Tidak ada kejelasan tentang siapa sesungguhnya Valentine itu, semuanya cuma dongeng,” ujarnya, Sabtu (14/2).
Oleh karena ketidakjelasan sejarah, kata Elly, bahkan beberapa gereja di barat menolak untuk merayakan valentine. Namun, perayaan ini malah diadopsi oleh muslim di Indonesia.
Ia menyarankan agar remaja mengetahui terlebih dahulu makna dari valentine. Misalnya, jangan asal mengucapkan “ please be my valentine” atau meminta orang lain untuk jadi valentine kita karena valentine dalam bahasa latin memiliki arti “Yang Maha Perkasa.”
“Meminta orang untuk jadi valentine-nya adalah perbuatan yang menjurus ke arah musyrik,” jelas Elly.