REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Psikolog Anak, Elly Risman, mengatakan anak remaja saat ini sudah menjadi sasaran empuk bagi pelaku bisnis yang menjual produk gaya hidup. Padahal, mayoritas gaya hidup yang disuguhkan diadopsi dari budaya barat, seperti pada perayaan valentine.
“Dengan perkembangan teknologi yang semakin parah, jadilah anak sasaran empuk berbagai bisnis yang berisiko,” jelas Elly, Sabtu (14/2).
Ia menjelaskan, para pelaku bisnis telah mengantongi studi tentang gaya hidup remaja melalui sejumlah riset pasar sejak 80an. Indonesia diketahui merupakan pasar besar bagi bisnis tersebut dengan jumlah remaja mencapai 67 juta jiwa berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di 2015.
“Oleh sebab itu lima belas tahun terakhir ini kita dimanfaatkan habis-habisan oleh berbagai industri makanan sampai kondom saat valentine,” kata dia.
Menurutnya, pelaku bisnis sangat mengetahui kondisi remaja di Indonesia. Mereka tahu orang tua tidak mendampingi anak untuk menghadapi masa remaja dan berbagai tantangannya. Sehingga, anak dengan mudah termakan arus gaya hidup modern.