REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Topan Yohan, yang sangat kuat, telah menerjang Lebanon selama tiga hari berturut-turut sejak Rabu (11/2). Dampak topan tersebut pun menambah parah penderitaan pengungsi Suriah yang berlindung di sana.
Topan Yohan menerpa Lebanon pada Rabu malam dengan angin sangat kencang dan hujan salju parah sehingga memaksa ditutupnya beberapa jalan utama di seluruh negeri tersebut.
Badai salju parah juga membuat lalu lintas laut terhenti di Ibu Kota Lebanon, Beirut, akibat gelombang dengan kekuatan yang bisa menghancurkan. Pengungsi Suriah di Lebanon juga menjadi sasaran kesulitan yang berkaitan dengan cuaca ekstrem selain kesulitan lain.
Menurut Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi, Lebanon menampung lebih dari 1,2 juta orang Suriah yang kehilangan tempat tinggal dan tersebar di seluruh 1.700 tempat penampungan, sebanyak 1.435 di antaranya didirikan secara acak.
Abdallah al-Ali, yang mengungsi dari Kota Idlib di Suriah, memberitahu Xinhua, "Topan tersebut menerjang kamp itu, tempat tenda tak mampu bertahan dari salju tebal dan angin kencang, dan kami tiba-tiba berada di tempat terbuka."
Sementara itu, Kamel al-Ghadban dari permukiman di Damaskus, Ibu Kota Suriah, mengatakan tendanya --yang berada di dataran rendah di Desan Al-Khiam di Lebanon Selatan-- "terguncang diterjang angin kencang sepanjang malam".
Ia mengatakan kepada Xinhua rasa amarahnya karena tak bisa melindungi anak-anaknya dari udara dingin dan terjangan angin, dan menyatakan, "Apa yang tersisa buat kami ialah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa ... sehingga topan ini akan berlalu sesegera mungkin sebab kami tak bisa memikulnya."
Samira Al-Fatimi, pengungsi lain Suriah, mengatakan kepada Xinhua bahwa "kami khawatir bahwa salju tebal yang menimbun tenda kami tak bisa dielakkan akan hancur karena menanggung beban berat".
Menurut petugas prakiraan cuaca di Lebanon, cuaca pada Rabu dan Kamis ditandai oleh hujan lebat, badai topan dan angin dengan kecepatan sampai 100 kilometer per jam. Petugas prakiraan cuaca mengatakan topan itu diperkirakan mulai reda dalam beberapa hari ke depan, tapi cuaca buruk diperkirakan berlangsung sampai Ahad.
Pada Januari, topan besar lain --"Zina"-- menerjang Lebanon, dan melanda pengungsi Suriah yang tinggal kamp sementara sebab banyak di antara mereka terjebak di dalam tenda akibat salju.