Sabtu 14 Feb 2015 13:27 WIB
Kontroversi Valentine

Valentine di Pakistan Diwarnai Bentrok Antarmahasiswa

Rep: Aljazeera/ Red: Karta Raharja Ucu
Hari Valentine (ilustrasi).
Foto: make1click.com
Hari Valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Polisi Pakistan mengatakan, dua kelompok mahasiswa saling bentrok di sebuah universitas di barat laut negara itu selama perayaan Hari Valentine. Bentrokan ini melibatkan mahasiswa pendukung perayaan Valentine dan mahasiswa yang menolak perayaan Valentine.

Mahasiswa dari golongan sayap kiri, Pakhtun Student Federation, merayakan Valentine pada Jumat (13/2) dengan balon merah dan kue ketika mereka diserang oleh mahasiswa dari kelompok Islami Jamiat Tulba (IJT).

The IJT, sayap mahasiswa garis keras dari  Partai Jamaat-e-Islami Pakistan, telah merayakan 'Haya (Kesederhanaan) Day' dalam menanggapi Hari Valentine yang mereka pandang tak sesuai dengan nilai Islam.

Puluhan mahasiswa saling melemparkan batu di perkelahian itu. Bahkan terdengar letusan tembakan dari kedua kubu. Akibat perkelahian ini, beberapa kamar di Asrama Mahasiswa juga ikut terbakar.

"Tiga mahasiswa terluka dalam bentrokan itu," kata pejabat polisi setempat Fazalur Rehman kepada kantor berita AFP. Dia menyatakan saat ini polisi sedang mencari siswa yang terlibat untuk menangkap mereka.

Media lokal melaporkan bahwa polisi dipanggil untuk mengendalikan situasi juga dilempari batu oleh mahasiswa yang marah. Selain itu pemadam kebakaran dikerahkan ke universitas untuk menghentikan api yang menyebar.

Umat Islam di Pakistan setiap tahun selalu menyerukan agar warga memboikot Hari Valentine. Mereka menilai Valentine adalah budaya barat yang berisi nilai-nilai amoral.

Meski seperti itu, perayaan Valentine oleh anak muda di Pakistan semakin populer. Banyak dari mereka saling memberikan kartu, cokelat dan hadiah satu sama lain untuk merayakan momen itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement