Sabtu 14 Feb 2015 11:41 WIB
Kontroversi Valentine

Menag: Memaknai Valentine Day Sebagai Perayaan Seks Bebas Itu Salah

Menag Lukman Hakim Saifuddin melakukan rpaat kerja di Komisi VIII DPR, Jakarta, Rabu (11/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menag Lukman Hakim Saifuddin melakukan rpaat kerja di Komisi VIII DPR, Jakarta, Rabu (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 14 Februari, sebagian masyarakat di belahan dunia merayakannya sebagai Valentine Day. Bagi umat Islam, perayaan tersebut sangat ditentang lantaran dinilai membawa banyak mudharat.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin ikut mengomentari polemik hari kasih sayang tersebut. "Umat Islam memang tak punya tradisi rayakan Valentine Day. Tapi memaknai hari itu sebagai perayaan seks bebas adalah salah besar," katanya melalui akun Twitter, @lukmansaifuddin.

Kicauan politikus PPP tersebut ternyata mengundang beragam komentar. Lukman pun memberi penjelasan terkait pernyataannya tersebut. "Ada yang protes, sebagai Menag saya tak pantas pakai istilah "seks bebas". Baiklah, kalo gitu saya ganti dengan "hubungan seksual pranikah".. ;)."

Ketika akun @harrishariadi menuding Lukman mendukung perayaan Hari Valentine, ia pun mempertanyakan balik komentar itu. "Mendukungnya dimana? “@harrishariadi: @lukmansaifuddin dengan twit ini, Bapak sebagai menteri akan dipersepsikan sebagai pendukung Valentine's Day.”

Karena semakin mendapat banyak mention dari pengikutnya, Lukman yang menjabat menag sejak era pemerintahan SBY-Boediono tersebut membuat klarifikasi. Lukman mengaku tidak pernah merayakannya, hanya menghormati pihak yang merayakan Valentine Day.

"Saya tak pernah rayakan. Tapi saya hormati yang rayakan dengan cara & tujuan yang baik “@IshaqAllo: Pak, selaku Menag, apa mendukung hari valentaina?”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement