REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengirim sebuah surat rahasia yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Surat tersebut merupakan balasan atas surat yang dikirim Obama sebelumnya pada Oktober lalu.
Wall Street Journal melaporkan, Jumat (13/2), mengutip sumber diplomat Iran menyatakan ulama Iran tersebut menulis surat pada Obama pada beberapa pekan lalu.
Sebelumnya Obama menuliskan surat yang berisi gagasan untuk kemungkinan kerja sama antara AS dan Iran, dalam memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), asalkan ada jaminan akan kesepakatan nuklir Iran.
Diplomat mengatakan surat Khamenei sangat penuh hormat namun tanpa komitmen. Namun baik Gedung Putih maupun utusan Iran di PBB menolak mengomentari laporan tersebut.
Pada pekan ini, Khamenei disebut bisa menerima kompromi dalam pembicaraan nuklir, seperti yang dilakukan Presiden Iran Hasan Rouhani. Padahal selama ini keputusan Rouhani bernegosiasi dengan Barat kerap ditentang kelompok garis keras di dalam negeri.
Pembicaraan nuklir Iran dengan AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman selama ini ditujukan untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran. Para negosiator telah menetapkan batas waktu hingga 30 Juni untuk mencapai kesepakatan.
Sementara itu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang akan berpidato di hadapan Kongres AS terkait masalah Iran ini pada 3 Maret mendatang menyatakan telah bersumpah akan menggagalkan kesepakatan. Menurutnya hal tersebut buruk dan berbahaya.