REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Koordinator aksi dari LMI Surabaya, Rangga Ramdan Syah, mengatakan pihaknya menolak Valentine's Day karena target sejatinya bukan kasih sayang, tapi bisnis cokelat, kontrasepsi, dan minuman keras.
"Masak kasih sayang ditandai cokelat, kontrasepsi, dan minuman keras? Kita menutup Dolly, kok Valentine's Day justru menjerumuskan 20 persen remaja Surabaya untuk hamil sebelum menikah saat Valentine's Day. Untuk itu, kami menggalang gerakan penolakan," katanya.
Sebanyak 60-an pelajar dan mahasiswa Surabaya melakukan unjuk rasa di depan Kebun Binatang Surabaya, Jumat, untuk menolak Valentine's Day (Hari Kasih Sayang). Mereka nilai acara tersebut tidak sesuai dengan budaya Timur.
"Saya ikut aksi ini untuk memberantas Valentine's Day, karena praktik kasih sayang dalam peringatan itu tidak sesuai dengan ajaran Islam dan budaya Timur," kata siswi kelas 10 SMA-IT Al-Uswah, Ajeng Aulia.
Aksi yang melibatkan Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Surabaya, komunitas Semanggi (semangat mengaji dan berbagi), serta pelajar dan mahasiswa itu juga diwarnai dengan aksi teatrikal.