REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Advianti, menyesalkan Valentine yang kini justru menjadi sebuah waktu bagi sejumlah produsen dalam memasarkan produknya, seperti cokelat dan kondom.
Penelusuran dari lembaga perlindungan anak itu menemukan sejumlah produk promosi pembelian dua batang cokelat berhadiah kondom di sejumlah swalayan, terutama di Jakarta.
"Hal itu mengancam tumbuh kembang anak dengan iming-iming produk terkait seks bebas. Ini bisa terjadi karena produsen yang ingin produknya agar laku. Kami menemukan paket cokelat dan kondom dan seperti pengulangan tahun lalu meski memiliki kemasan yang berbeda," katanya.
Maria mengatakan anak mudah galau jika tidak ikut merayakan Hari Valentine yang kerap dirayakan anak usia sekolah setiap 14 Februari.
"Anak menjadi mudah galau. Kalau tidak dapat cokelat seperti menandakan tidak punya pacar atau disebut jomblo. Atau terjadi juga anak menjadi tidak percaya diri karena tidak menjadi bagian dari hari Valentine," kata Maria.
Dia mengatakan Hari Valentine belakangan cenderung menuju ke arah negatif. Untuk itu, KPAI yang tugasnya melindungi anak berupaya menghimbau para orang tua dan masyarakat lebih peduli dengan dampak Valentine.