REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI--Elevasi air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Kabupaten Wonogiri, Jateng mencapai angka 136,25 mdpl (meter di atas permukaan laut) atau Siaga II (Siaga Kuning).
Kondisi normal elevasi WGM sendiri, seharusnya berada pada posisi dibawah 135,30 mdpl.
''Warga pemukim di wilayah bagian hilir Sungai Bengawan Solo diminta untuk lebih waspada limpasan air mengakibatkan banjir,” terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto, Ahad (15/2).
Seperti diketahui, saat ini pintu limpasan (spill way) WGM masih dibuka dua pintu. Masing-masing pintu dengan debit air 150 meter kubik/detik. Sedang pintu utama pada penggerak turbin sekitar 62,5meter kubuk /detik. Jadi, total debit air yang keluar dari WGM sekitar 212, 5 meter kubik/detik.
''Saya harap untuk warga di sekitaran hilir Bengawan Solo untuk selalu lebih waspada. Ini mengingat curah hujan di bagian hulu WGM masih cukup tinggi. Ini artinya, kemungkinan bencana banjir di bagian hilir masih terjadi,'' tambah Bambang.
Dikatakan, dengan adanya kondisi seperti ini, khususnya terkait elevasi WGM, pihak BPBD telah berkoordinasi dengan pihak BPBD se-Jawa Tengah dalam mengantisipasi kemungkinan timbul bencana akibat naiknya debit air di aliran Bengawan Solo.
BPBD Kabupaten Wonogiri setiap saat melakukan koordinasi dengan pihak Perum Jasa Tirta Asa II wilayah Bengawan Solo, selaku pemilik dan pengelola WGM.
BPBD Kabupaten Wonogiri juga tidak berani melangkah terlalu jauh, lantaran kewenangan mutlak ada di pihak pengelola.