Ahad 15 Feb 2015 15:16 WIB

Benarkah Obama-Khamenei Bakal Jadi Sekutu untuk Lawan ISIS?

Rep: C84/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ayatollah Ali Khamenei
Foto: EPA
Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menanggapi tawaran Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, terkait negosiasi program nuklir Iran lewat surat rahasia.

Berdasarkan pernyataan seorang diplomat Iran, Khamenei telah menulis surat dalam beberapa pekan terakhir untuk menanggapi surat yang dikirim oleh Obama pada Oktober tahun lalu.

Seperti dilaporkan Wall Street Journal pada Jumat (13/2), diplomat Iran dalam surat rahasia tersebut sedang menjajaki kemungkinan kerjasama kedua negara tersebut dalam melawan ISIS. "Surat dari Obama mengatakan akan adanya kemungkinan kerjasama dalam memerangi ISIS, apabila kesepakatan nuklir Iran tercapai," ujar diplomat Iran tersebut.

Namun, diplomat Iran itu menambahkan bahwa dalam surat tersebut tidak ada komitmen apapun yang dibangun Khamenei kepada Obama.

"Surat balasan dari Khamenei sangat menghormati namun tidak berarti akan menyetujui tawaran AS," sambungnya.

Ia pun menambahkan bahwa Khamenei diyakini bisa saja menerima kompromi dalam pembicaraan nuklir, seperti yang dilakukan Presiden Iran Hasan Rouhani. Padahal selama ini keputusan Rouhani bernegosiasi dengan Barat kerap ditentang kelompok garis keras di dalam negeri.

Hingga saat ini, Iran sedang melakukan pembicaraan program nuklirnya dengan AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman. Tujuannya untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir dan meredakan kekhawatiran negara-negara Barat bahwa Iran sedang diam-diam mencoba mengembangkan program senjata nuklir.

Di sisi lain, proses kerjasama yang sedang dibangun Barat-Iran tampaknya tidak disenangi Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dijadwalkan akan berpidato di hadapan Kongres AS terkait masalah Iran ini pada 3 Maret nanti bersumpah akan menggagalkan kesepakatan. Kata Netanyahu, kesepakatan tersebut akan berdampak buruk dan berbahaya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement