REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Michael Chan, saudara laki-laki salah satu terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan menceritakan saat-saat paling beharga dalam acara kumpul keluarga di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar pada Ahad (15/2) kemarin. Michael menceritakan seluruh keluarga menghabiskan waktu pribadi dengan makan pizza bersama Andrew.
"Rasanya itu seperti kunjungan terakhir. Kami ingin melihatnya tetap bahagia," kata Michael, dilansir dari Sydney Morning Herald pada Senin (16/2).
Michael juga bercerita Andrew bahkan bisa melihat keponakannya yang berusia enam bulan bernama Kai. Michael mengatakan itu adalah pertama kalinya setelah sembilan tahun keluarga bisa berkumpul dan makan bersama.
"Kami hanya membicarakan hal-hal bodoh ketika kanak-kanak. Andrew memang bandel. Dia selalu ingin bermain dengan yang lebih besar. Kami semua rata-rata enam tahun lebih tua darinya, tapi dia bersikeras tetap ingin bermain bersama kami. Bagaimana mungkin anak lima tahun ingin bermain seperti olah raga bersama anak-anak 11 tahun?" kenang Michael.
Dia bercerita, kedua orang tuanya, Ken dan Helen Chan berpindah agama dari Budha ke Kristem lima tahun terakhir dan baginya itu membawa kenyamanan untuk keluarga mereka. Michael juga menyampaikan terima kasih atas seluruh dukungan yang diberikan untuk adiknya itu. "Itu membuatku bangga padanya (Andrew). Dia mampu mengubah pandangan masyarakat," kata Michael.
Andrew dan rekannya yang juga terpidana mati Australia telah menjalani rehabilitasi selama 10 tahun terakhir di Lapas Kerobokan. Di sana, keduanya belajar banyak hal, termasuk seni, komputer, dan kelas memasak. Andrew bahkan belajar banyak bagaimana caranya menjadi seorang pendeta dengan memimpin ibadah dan memberikan ceramah untuk narapidana Kristen lainnya tentang bahaya narkoba.
Permohonan grasi keduanya telah ditolak Presiden Joko Widodo. Jokowi menyatakan status Indonesia yang sudah darurat narkoba, sehingga pemerintah wajib mengambil tindakan tegas bagi siapa pun yang melanggar.