Senin 16 Feb 2015 10:59 WIB

Warga Diimbau tidak Berenang di Pantai Selatan

Gelombang tinggi. Ilustrasi
Foto: 2space.net
Gelombang tinggi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap mengimbau wisatawan untuk tidak berenang di pantai selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta karena berpotensi terjadi gelombang tinggi.

"Wisatawan harus tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi gelombang tinggi terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin (16/2).

Teguh mengaatakan, tinggi gelombang maksimum di perairan selatan Jateng-DIY pada Senin (16/2) diperkirakan sedikit mengalami penurunan. Beberapa hari sebelumnya, gelombang mencapai 2,5 meter di wilayah pantai dan 3 meter di Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.

Sementara tinggi gelombang maksimum pada hari Senin (16/2) diprakirakan mencapai 2 meter di wilayah pantai dan 2,5 meter di samudera. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa tinggi gelombang itu berbahaya bagi wisatawan yang nekat berenang di pantai.

Sementara itu, seorang wisatawan asal Kroya, Kabupaten Cilacap, Oka Permana Subagyo (13) dilaporkan hilang setelah tenggelam di Pantai Widarapayung pada Ahad (15/2). Hingga saat ini korban masih dalam pencarian.

Koordinator Badan Search and Rescue Nasional Pos SAR Cilacap Mulwahyono mengatakan, sebelum dinyatakan hilang, korban yang tercatat sebagai warga Desa Kedawung RT 01 RW 04, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, diketahui sedang mandi di Pantai Widarapayung bersama dua rekannya, yakni Alfa Robi (13), warga Desa Kedawung RT 01 RW 04, Kecamatan Kroya, dan Jefri Setiawan (13), warga Desa Gading RT 03 RW 07, Kecamatan Kroya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement