REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menargetkan serapan APBNP 2015 bisa hingga 90 persen. Untuk memastikannya, Menteri Pertanian menggelar upaya khusus (UPSUS).
Dalam APBNP Kementan mendapat alokasi total Rp 32,7 triliun setelah ada tambahan alokasi dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak Rp 16,9 triliun. Penyelesaian APBNP sendiri ditargetkan selesai pada April 2015.
"Penyerapannya harus di atas 90 persen. Karena itu kami evalusi kesiapan lapangan," kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di sela-sela Rapat Koordinasi UPSUS di Kantor Kementan, Senin (16/2).
Upaya yang dilakukan Kementan agar penyerapan APBNP tercapai antara lain menempatkan satu kabupaten satu direktur eselon dua untuk mengawal program-program sampai ke desa.
Amran menuturkan, untuk mencapai swasembada yang ditargetkan, Kementan berupaya membenahi lima faktor kunci. Salah satunya menyelesaikan irigas yang rusak 52 persen atau sekitar tiga juta hektare.
Meski target Presiden kepada Kemetan hanya satu juta hektare irigasi selesai diperbaiki tahun ini, Amran optimistis Kementan bisa memperbaiki 1,5 juta hektar.
Untuk benih, Amran mengaku sudah siap. ''Itu sebabnya ada rakor UPSUS hari ini. Ini adalah upaya khusus yang turun sampai ke desa. Ada petugas lapangan yang tinggal di kabupaten,'' ungkap Amran.
Menurutnya, swasembada pangan masih memungkin. Untuk menuju itu, perlu ada peningkatan indeks pertanaman dan produktifitas.
Dengan peningkatan indeks pertanaman, lahan yang biasa ditanami sekali bisa menjadi dua kali. Lahan yang ada saat ini 7,1 juta hektare, jika ditanami dua kali, maka jadi setara penggunaan lahan 14,2 juta hektar area tanam.
Produktifitas pun akan didorong. Misalnya padi, dari biasanya lima ton per hektare ditingkatkan jadi 5,5 atau 5,6 ton per hektare. ''Teknologi tanam baru ada, kami gunakan itu,'' kata Amran.
Ditanya mengenai pemenuhan kebutuhan cabai, Amran mengatakan sudah ada anggaran juga untuk itu. Ia sudah meminta Direktur Hortikultura untuk memerhatikan komoditas cabai dan fokus menanamnya pada September. Agar saat cabai biasanya langka di Oktober, November, dan Desember tidak terjadi lagi.