REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengulik sejarah band Van Halen tak bisa lepas dari kisah dua bersaudara Eddie dan Alex van Halen. Keduanya tumbuh menjadi musisi berkat dua sosok penting dalam hidup mereka. Yang pertama, ayah mereka, pemusik asal Belanda Jan van Halen. Lalu ibu mereka Euginia van Beers, wanita kelahiran Rangkasbitung, Lebak, Banten, Indonesia.
Hal itu diungkapkan Eddie dan Alex dalam sebuah wawancara eksklusif beberapa tahun lalu.
Ketika David Lee Roth, si pewawancara, yang juga vokalis band mereka menanyakan soal dari mana saja dorongan mereka dapat dari kecil untuk menggeluti musik, Eddie menjawab: ibu mereka. Kemudian ditanya soal asal si ibu, Alex melontarkan, "Rangkasbitung".
Menurut Alex ayahnya berperan dalam menyisipkan bakat bermusik sedangkan ibunya merupakan wanita sangat peduli dengan pendidikan mereka. Euginia. lanjut Alex, menilai sangat penting jika kedua anaknya memiliki pendidikan cukup, dan memaksimalkan kesempatan.
"Jadi (ia menganggap) sangat penting bagi kami dibekali dengan pendidikan," kata Alex dalam wawancara santai tersebut. Dari ibunya pula lah mereka mengaku mendapat dorongan untuk belajar piano, instrumen pertama yang mereka pelajari.
Eddie dan Alex juga membeberkan kisah cinta kedua orang tuanya. Seolah sudah digariskan, musik lah yang jadi gara-garanya. Awalnya, sebagai musisi, ayah mereka kerap mendapat job manggung ke berbagai tempat. Hingga pada suatu saat Jan mendapat kontrak enam bulan dari sebuah radio Belanda untuk bermain di Indonesia.
Jan pun berangkat ke tanah air. Terpesona dengan alam tropis, ia merasa betah. Pada masa itu juga Jan bertemu mojang Banten, Euginia, yang disebut bekerja sebagai juru ketik di salah satu kantor pemerintahan kolonial Belanda. Keduanya merajut cinta lalu menikah.
Setelah enam tahun menetap di Indonesia, sistuasi politik memaksa Jan memboyong istrinya ke kampung halamannya di Belanda. Di Negeri Kincir Angin itulah, pasangan van Halen akhirnya dikaruniai dua anak.
Pada 1962, Jan memutuskan memboyong keluarganya ke Pasedana, California, Amerika Serikat. Eddie mengatakan keluarga van Halen memutuskan hijrah ke California karena ingin memperbaiki nasib di negeri "tanah peluang” tersebut.
Perjuangan keluarga van Halen merajut mimpi di Negeri Paman Sam ternyata tidak mudah. Mereka berbagi rumah dengan tiga keluarga lain. Jan, selain musisi, juga bekerja mencuci piring untuk menyokong kehidupan keluarga. Ibu mereka disebut sebut juga pernah menjalani pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Berstatus sebagai imigran, Eddie bahkan mengaku sering diperlakukan sebagai warga kelas ketiga.
"Kami datang menyeberangi separuh dunia tanpa uang, tanpa pekerjaan tetap, tanpa tempat tinggal, dan bahkan tidak bisa berbicara bahasa di sana,” kenang Eddie dalam sebuah wawancara dengan Associated Pres, Rabu (11/2).
"Yang menyelamatkan kami adalah, Ayah saya seorang musisi dan perlahan-lahan bertemu dengan musisi lain dan mendapat job manggung pada akhir pekan, dari acara pernikahan ke panggung lain demi menghasilkan uang,” tambah Eddie.
Bersambung ke Van Halen dan Jejak Cinta Mojang Banten (3_Habis)