REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Perindustrian menilai kebiasaan menjual bahan mentah seperti masa zaman penjajahan. Para Industriawan didorong untuk menjual produk yang sudah diolah.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Euis Saedah mengatakan, penjualan bahan mentah tidak menguntungkan Indonesia. ''Jangan seperti zaman VOC, hanya petik dan jual,'' kata dia dalam Workshop Pendalaman Kebijakan Industri untuk Wartawan, Yogyakarta, Senin (16/2) siang.
Euis menuturkan, seluruh industriawan harus mengambil keuntungan semaksimal mungkin dengan terus meningkatkan nilai tambah produk industrinya. Pasalnya, penjualan bahan mentah tingkat keuntungan yang didapatkan tidak maksimal.
Dia mengatakan, dengan menjual produk olahan, keuntungan yang didapatkan dan penerimaan negara akan meningkat. Selain itu, dengan meningkatkan nilai tambah suatu produk turut mengembangkan industri lainnya.
Pemerintah gencar menerapkan ekspor produk olahan. Utamanya, di sektor pertambangan. Pasalnya, setiap mineral yang akan diekspor harus diolah di smelter terlebih dahulu.