REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melarang Persebaya bermarkas di luar Surabaya dan meminta tetap menggunakan stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sebagai tempat menggelar pertandingan Indonesia Super League (ISL) 2015.
"Tidak usah keluar kota. Di Surabaya ada stadion kok pakai stadion di kota lain," ujarnya saat menerima perwakilan Bonek dan perwakilan manajemen serta pemain Persebaya di Balai Kota Surabaya, Senin (16/2).
Manajemen Persebaya memang berencana menggunakan Stadion Gelora Bangkalan di Madura sebagai markas mereka selama menjalani laga kandang melawan tim-tim tamu.
Ini disebabkan biaya sewa GBT yang nilainya mencapai sekitar Rp90 juta untuk sekali pertandingan. Ditambah biaya tambahan lain, termasuk pertandingan Persebaya U-21.
Menanggapi hal itu Tri Rismaharini menyambut positif dan berjanji memberi solusi terbaik untuk tim kebanggaan masyarakat Kota Pahlawan tersebut.
Orang nomor satu di Surabaya tersebut langsung memanggil salah seorang staf Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya untuk berdialog dengan perwakilan Bonek dan manajemen membicarakan harga sewa.
"Saya juga akan kontak kepala pengelolanya dan pasti ada keringanan. Sudah jangan pikirkan biaya sewa, yang penting semua aman," tutur Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tak menyebutkan sampai berapa keringanan harga sewa stadion yang terletak di Surabaya barat tersebut.
"Anda minta berapa dari yang sebelumnya berapa? Akan saya kasih. Saya ini juga memikirkan nasib Persebaya, bukan hanya Anda. Karena saya ini juga ibunya Bonek," tukasnya.
Hasil pembicaraan tersebut tentu melegakan manajemen dan Bonek sebab pos pengeluaran bisa ditekan dan jarak yang ditempuh untuk bertanding stadion juga tidak terlalu jauh.
Stadio Gelora Bung Tomo diresmikan 6 Agustus 2010 dan tercatat sebagai stadion terbesar serta termegah di Jawa Timur dengan daya tampung 55 ribu penonton.