Senin 16 Feb 2015 21:35 WIB

DPRD: Ahok Salah Secara Konstitusi dan tak Boleh Ditiru

Rep: C97/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga ketua fraksi DPRD DKI menyampaikan, dewan legislatif tidak bermaksud menurunkan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dengan hak angket. DPRD hanya ingin tindakan Basuki yang dianggap melanggar konstitusi tidak diikuti masyarakat.

"Gubernur DKI memang tidak pernah merasa bersalah. Kita hanya ingin tunjukkan pada publik bahwa Ahok itu salah secara konstitusi, dan tidak boleh ditiru," tutur Ketua Fraksi PDIP, Jhoni Simanjuntak usai rapat pimpinan DPRD DKI, Senin (16/2).

Jhoni tetap berpegang pada Undang-Undang, bahwa fungsi bujeting ada di DPRD. Karena itu, berkas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang diajukan ke Kementerian Dalam Negeri, harus draft yang telah disetujui seluruh anggota legislatif melalui rapat paripurna.

Ketua Fraksi PPP, Maman Firmansyah menyampaikan saat ini seolah-olah Basuki ingin mengambil alih fungsi bugeting ke eksekutif. Hal ini jelas menyalahi konstitusi.

"Jangan diputarbalikkan. Fungsi bugeting itu memang ada di legislatif," ujar Maman, saat dijumpai di Ruang Rapat Pimpinan.

Pendapat serupa meluncur dari Ketua Fraksi PKS, Slamet Nurdin. Ia menjelaskan, jika RAPBD yang disahkan adalah versi e-bugeting, maka semua proses rapat dan diskusi mengenai draft anggaran selama berbulan-bulan jadi sia-sia. Sebab draft e-bugeting yang diajukan Ahok adalah anggaran sebelum disahkan dalam rapat paripurna.

Menurutnya permasalahan utama dalam polemik anggaran ini terletak pada keengganan Ahok untuk memggunakan RAPBD yang telah sah. "Jadi apa gunanya sambutan waktu paripurna itu. Pada kenyataannya malah pakai yang lama. Saya berharap Gubernur dialog saja dengan kita, jika ada masalah," kata Slamet.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement