Selasa 17 Feb 2015 12:39 WIB

Celana Yoga Mengancam Kesopanan di AS

Rep: C04/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Yoga.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Yoga.

REPUBLIKA.CO.ID, Washington -- Apakah celana yoga mengancam kesopanan? Pertanyaan ini tampaknya muncul setelah pakaian olahraga yang sangat disukai ini kembali menjadi berita utama. Menyusul debat tentang kesopanan di kalangan masyarakat oleh para anggota parlemen, yang menyebutkan celana ini 'harusnya ilegal'.

Celana yoga, begitu nama yang dikenal di AS atau legging, merupakan mode terbaru bagi perempuan yang menggeluti yoga atau ingin terlihat atletis ketika berlari. Celana ini berbahan halus dan elastis, tetapi juga ketat.

Kegemaran baru kalangan perempuan untuk menggunakan celana yoga ini, bahkan mempengaruhi penjualan denim yang menurun sampai 6 persen. Para perempuan disebutkan lebih nyaman menggunakan celana legging dibandingkan jins ketat.

Menurut Anu Hastings, yang memiliki produk basis data Inix, lebih dari 2.700 tipe yang disebut 'celana yoga' tersedia di pasaran.

Dikutip dari BBC, Celana yoga juga memicu naiknya kontroversi seputar kesopanan. Anggota parlemen Montana, David 'Doc' Moore menarik perhatian nasional pada Rabu lalu, ketika dia mengajukan sebuah RUU yang bertujuan untuk memperkuat peraturan mengenai 'memperlihatkan sesuatu yang tidak senonoh'.

Saran tersebut disampaikan setelah seseorang mengendarai sepeda dengan telanjang di Missoula, Montana. Dimana itu menunjukkan bahwa aturan mengenai 'memperlihatkan sesuatu yang tidak senonoh' di kota itu masih terbatas.

Ketika ditanyai oleh seorang wartawan bahwa pakaian seperti apa yang dia sebut tidak senonoh, Moore menyebutkan celana ketat, yang ramai dibicarakan di media sosial.

Ini bukan pertama kalinya adanya larangan dalam menggunakan pakaian. Sejumlah sekolah di AS telah mencoret celana yoga dari dress code (aturan pakaian yang harus dikenakan), bersama dengan celana ketat perempuan lainnya seperti legging dan jins ketat. Pengurus sekolah menyebutkan pakaian ini merupakan gangguan.

Tetapi para penggemarnya mengatakan pakaian ini nyaman digunakan dan mata orang yang berkeliaran seharusnya tidak menjadi masalah mereka.

"Saya berpikir tidak ada masalah jika Anda menemukan seorang perempuan tampil sexy dengan celana yoga, Anda mungkin juga menemukan dia juga sexy ketika menggunakan pakaian yang lain," jelas blogger Ashley Crtalic, yang menulis tentang pembelaan terhadap legging ketika almamaternya memberlakukan larangan itu.

Juru bicara Moore telah membuat sebuah pernyataan yang mengklaim bahwa komentarnya tentang yoga merupakan pendapat pribadi yang sarkasme dan Walt Hill, yang juga menyusun RUU, mengatakan kepada BBC, "komentar itu merupakan gurauan kepada seorang reporter, satu dari pernyataan kami dari waktu ke waktu, yang sekarang kami semua harapkan tidak pernah kami buat," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement