Selasa 17 Feb 2015 14:54 WIB

Menpar Sebut Pariwisata Indonesia Kalah dari Malaysia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai pariwisata di Indonesia saat ini jauh tertinggal dari negara tetangga, Malaysia. Menurutnya, dilihat dari pendapatan pariwisata, Indonesia justru jauh tertinggal hingga tiga kali lipat.

"Tapi kita harus hebat karena kalah jauh dari Malaysia. Kita kalah tiga kali lipat, income kita 9.000, malaysia 27 ribu," jelasnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (17/2).

Pertumbuhan pariwisata di Indonesia pun hanya sekitar delapan persen. Sedangkan, pertumbuhan pariwisata di Malaysia mencapai 9,5 persen. Kendati demikian, ia menyebut pertumbuhan pariwisata di Indonesia ini cukup positif.

"Kita belum bisa mengalahkan Malaysia, ini tantangan terberat kita, semoga nanti bisa dikejar bersama-sama," ucap Arief.

Arief juga mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus pada upaya peningkatan pembangunan destinasi pariwisata. Menurutnya, pemerintah juga telah menyepakati untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor utama.

"Hasil ratas (rapat terbatas semalam) telah menempatkan pariwisata sebagai leading sector, karena jika sudah ditetapkan sebagai leading sektor itu sektor lain harus mendukung," kata Arief.

Saat di Istana Bogor kemarin pun, ia mengatakan untuk mewujudkan hal ini, Presiden meminta seluruh kementerian untuk mendukung pembangunan pariwisata.

Arief menjelaskan, jika suatu daerah ditetapkan sebagai kawasan pariwisata nasional, maka kementerian PU pun harus mendukung pembangunan dengan memperbaiki akses jalan menuju destinasi wisata.  

"Contohnya PU harus mendukung walaupun itu bukan jalan nasional. Kadang-kadang kan kita masalahnya ada di jalan provinsi atau jalan kabupaten," jelas dia, kemarin Senin (16/2).

Dengan pembangunan yang didukung oleh kementerian-kementerian lainnya, diharapkan akses destinasi-destinasi pariwisata pun akan semakin baik.

"Kalau pemasaran tradisional yang paling besar Bali, Jakarta dan Batam Kepri ya. Tiga daerah itu sudah menyumbangkan 90 persen," jelas Arief.

Untuk pembangunan destinasi pariwisata di Sumatera, lanjutnya, pemerintah akan merevitalisasi tempat wisata Danau Toba lantaran dinilai menjadi tujuan utama para wisatawan.

Sebelumnya, Arief menyatakan pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan anggaran promosi pariwisata menjadi empat kali lipat dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1,2 triliun.

Dengan dinaikkannya anggaran promosi, Arief pun mengaku optimis dapat mencapai target jumlah wisatawan ke Indonesia yang mencapai 20 juta orang.

Menurut Arief, pada tahun ini pemerintah juga menaikkan target wisatawan mancanegara 2015 menjadi 12 juta orang dari 10 juta wisatawan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement