REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, saat ini di berbagai negara di dunia banyak dilanda masalah kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik maupun perang. Namun masalah kemanusiaan ini paling banyak menimpa umat Muslim.
Sehebat apapun pemerintah maupun PBB, kata Ahyudin, mereka tidak bisa menyelesaikan masalah kemanusiaan akibat konflik atau perang sendirian. "Makanya lembaga filantropi Islam mengambil peran itu dengan membantu masyarakat yang jadi korban konflik dan perang," katanya, Selasa, (17/2).
Bantuan ideal yang harus diberikan kepada negara yang mengalami konflik, ujar dia, antara lain memberikan bantuan primer seperti pangan, kesehatan, sandang, infrastruktur, dan pelatihan. "Kami memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai kesehatan ibu dan anak di Somalia."
Selain itu relawan ACT di bidang pertanian, lingkungan, dan kesehatan juga memberikan berbagai pelatihan kepada penduduk lokal. Mereka harus menyiapkan SDM lokal agar program yang diberikan tetap berlanjut saat para relawan pulang dari Somalia.
Kalau di Palestina, terang Ahyudin, program yang diberikan antara lain penyediaan sumur air bersih, beasiswa dari SD sampai kuliah, pemberian perahu kepada nelayan. Penduduk Palestina diberi berbagai pelatihan agar mereka bisa melanjutkan program yang sudah dibuat. n dyah ratna meta novia