Selasa 17 Feb 2015 18:20 WIB

Jelang Pasar Bebas ASEAN, Indonesia Diminta Perkuat BUMN

Red: M Akbar
pasar bebas ASEAN
Foto: himamanuny.wordpress.com
pasar bebas ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk memperkuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jasa verifikasi menjelang dibukanya era pasar bebas ASEAN pada penghujung tahun ini. Menurut analis kebijakan publik dari Universitas Nasional, Rusman Gazali, Sucofindo maupun Surveyor Indonesia, dinilai sudah memiliki kompetensi untuk dapat bersaing secara global.

''Tetapi keduanya harus tetap membangun aliansi strategis dengan lembaga verifikasi lain, baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. Ini penting agar jangkauan pasar kedua BUMN itu semakin luas, khususnya dalam menguasai Pasar Global,” kata Rusman di Jakarta, Selasa (17/2).

Namun demikian Rusman menyarankan perlunya Sucofindo dan Surveyor Indonesia untuk terus meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kemampuan SDM ini, kata dia, menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan pada pasar bebas ASEAN yang sudah semakin ketat.

''Tidak ada batas optimal dalam meningkatkan kapasitas SDM. Seberapapun tingginya kemampuan SDM tetap harus ditingkatkan seiring dengan perkembangan tehnologi yang juga tidak ada batasnya,'' ujarnya.

Jika melihat kondisi saat ini, Rusman menilai kedua BUMN ini memiliki keunggulan dibandingkan para pesaingnya dari negara-negara ASEAN. Namun saat pasar bebas ASEAN dimulai pada Desember mendatang, dia mengatakan, bisa saja akan terjadi kejutan dari perusahaan-perusahaan verifikasi di negara-negara ASEAN yang kini bersiap diri menghadapi saat-saat penting itu.

''Jadu kita harus tetap berhati-hati menghadapi konsolidasi mereka. Kuncinya, ya kita juga harus terus mempersiapkan diri. Caranya dengan meningkatkan kemampuan SDM dan jaringan kita,” kata Rusman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement