REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan Islamofobia tidak terlepas dari faktor politik. Salah satunya, ketidaksukaan terhadap Palestina.
Hal itu diungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerjasama Luar Negeru, Muhyidin Junaidi. Menurut Kiai Muhyidin, kini mulai banyak negara-negara Eropa, sebutlah itu Belgia, Inggris, atau Perancis,
yang mengakui kedaulatan negara Palestina. Hal ini jelas dikhawatirkan Israel.
"Nah, ini Israel bermain di sini. Agar jumlah negara-negara yang mengakui Palestina tak bertambah. Caranya, Israel berkolaborasi dengan kelompok-kelompok ultranasionalis Eropa," ujarnya kepada ROL, Selasa (17/2).
Maka, lanjut Kiai Muhyiddin, dengan menumpang visi pada gerakan-gerakan ultranasionalis itu, Israel bisa melabelkan Islam sebagai agama yang tak bisa berbaur dengan budaya Eropa. Ini pun, kata Kiai Muhyiddin, dipropagandakan agar masyarakat Eropa asli tidak tertarik untuk pindah agama ke Islam.
Demikian pula, agar dibenarkan, akar budaya Eropa hanyalah Judeo-Kristen dan sama sekali tidak berkaitan dengan Islam. "Ini Islamofobia ditimbulkan dan didukung oleh Israel dan konco-konconya," tegasnya.