Rabu 18 Feb 2015 08:54 WIB
Eksekusi Mati

Myuran Gagas Banyak Pelatihan di LP Kerobokan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Warga Australia terpidana mati dalam kasus penyelundupan 8,2kg heroin Myuran Sukumaran (tengah) dikawal polisi saat akan menghadiri sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, dalam foto arsip bertanggal 8 Oktober 2010 ini.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga Australia terpidana mati dalam kasus penyelundupan 8,2kg heroin Myuran Sukumaran (tengah) dikawal polisi saat akan menghadiri sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, dalam foto arsip bertanggal 8 Oktober 2010 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Myuran Sukumaran, salah seorang anggota sindikat narkoba Bali Nine asal Australia telah menjalani masa tahanan satu dekade terakhir.

Selama berada di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Sukumaran memberi sejumlah kontribusi, berupa ide-ide workshop, pelatihan, dan lokakarya untuk tahanan lapas.

Dilansir dari grup Friends of Myuran Sukumaran yang dikelola oleh keluarga dan sahabat, berikut sejumlah acara yang digagas oleh terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat tersebut.

1. Lokakarya seni budaya

Sukumaran membuat proposal lokakarya seni dan budaya Bali. Profesor Sedana dan istrinya Ni Wayan Seniasih dari Institut Seni Denpasar sebagai narasumber memberikan pelatihan tarian Bali dan workshop musik gamelan di Lapas Kerobokan.

2. Mendesain taman permakultur

Sukumaran pernah bertemu dengan perwakilan Indonesia Institute of Education dan Permaculture (IDEP). Dia pun merancang instalasi taman permakultur di penjara, lengkap dengan sistem pengolahan air dan pengelolaan drainase air hujan.

Di taman itu, para tahanan bisa belajar berkebun, teknik permakultur, serta menanam tanaman untuk bahan makanan. Sukumaran juga menggalang sejumlah dana untuk pembuatan taman itu di penjara.

3. Membuka kelas desain grafis

Sukumaran secara rutin menjadi tenaga pengajar kelas komputer yang fokus pada desain grafis dan pembuatan logo. Siswanya yang juga tahanan di Lapas Kerobokan bisa belajar tentang cara membuat logo, pentingnya mengidentifikasi branding, dan cara membuat logo mandiri.

Ini memberikan ide kewirausahan di dalam penjara. Narapidana bisa belajar menggunakan teknologi untuk meningkatkan kreativitas dan intuisi mereka dalam hal pemasaran dan branding. Mereka bahkan berhasil menjual kaos secara komersial dengan harga 25 dolar AS ditambah biaya kirim dari dalam penjara.

4. Lokakarya seni dan lukisan

Sukumaran juga pernah membuka sebuah lokakarya seni di sebuah galeri yang berada di laur Lapas Kerobokan. Di sana, dia mengajarkan teknik dan seni melukis kepada para tahanan. Banyak peserta yang tertarik dengan programnya. Dalam sebuah acara lelang, lukisan Sukumaran terjual dengan kisaran harga 57-144 dolar AS per lukisan.

5. Membuka kelas gitar

Sukumaran menggandeng Komunitas Kristen Bali untuk memberikan materi pengantar gitar. Kelas ini menjadi sangat populer dan telah memiliki 15 siswa yang juga narapidana. Sukumaran menjual sejumlah karya seninya, khususnya lukisan demi membeli enam buah gitar untuk siswanya.

6. Lokakarya penulisan

Lokakarya ini digagas oleh Sukumaran dan diajarkan oleh Richard Lewis, seorang penulis novel terkenal dan beberapa cerita pendek. Sembilan narapidana aktif di kelas ini. Mereka belajar mengekspresikan diri melalui tulisan kreatif, belajar menulis lirik lagu, serta puisi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement