REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, pemerintah seharusnya membantu lembaga filantropi Islam dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara lain yang mengalami konflik, perang, maupun bencana alam.
"Seharusnya pemerintah mendukung dan bangga terhadap lembaga filantropi Islam ini. Jangan justru dianggap sebagai kompetitor," katanya Rabu, (18/2).
Walaupun pemerintah tidak ikut menginisiasi ACT, Dompet Dhuafa, Mer-C, maupun lembaga lainnya, harusnya pemerintah memberikan dukungan. "Malaysia saja sangat mendukung kehadiran lembaga filantropi Islam, mereka memberi dukungan dengan memberikan subsidi, harusnya pemerintah Indonesia juga melakukan hal yang sama."
Selama ini, terang Ahyudin, semua dana yang digunakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan berasal dari umat. "Kami melakukan berbagai kegiatan termasuk konser untuk menggalang dana bagi saudar-saudara di negara lain yang mengalami penderitaan," terangnya.
Pihak yang sering memberikan dana bantuan, ujar dia, antara lain komunitas selebriti, pengusaha, agama, sosial. Namun sayangnya belum ada komunitas politik yang ikut memberikan bantuan.
"Kalau politisi punya sensivitas tinggi, saya yakin tidak ada korupsi di Indonesia," ujarnya.