REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Erick Yusuf mengatakan, untuk menyasar dakwah di kalangan kawula muda, para dai harus bisa menyesuaikan diri dengan dunia remaja. ''Kalau untuk dakwah kawula muda, para dai harus update," kata Ustaz Erick Yusuf menjelaskan.
Untuk itu, kata dia, para dai perlu mempelajari dan menyesuaikan diri dengan mental mereka. Tema-tema pembahasan khas anak muda pun wajib dikuasai para dai. Misalnya, pembahasan tentang Hari Valentine.
Berdakwah melalui aktivitas yang menarik juga sangat baik diterapkan kepada para remaja. "Misalnya, spirit game atau outbond," ujar Erick. Menurutnya, kegiatan yang terdiri atas permainan, kesenian, hal-hal yang kreatif bisa diterapkan para dai dalam berdakwah kepada remaja.
Erick mengakui, selama ini ia telah melakukan berbagai cara agar dakwah yang disampaikannya bisa diterima kalangan muda. Misalnya, membuat kaus bertemakan dakwah, nasyid remaja yang bernuansa Islami, dan menggelar event yang menarik bagi mereka.
"Saya pernah mengadakan Dakwah on The Street yang sebagian besar pesertanya berasal dari kalangan remaja," katanya.
Dalam pandangan Imam Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub, para dai harus belajar dakwah dari Rasulullah SAW. Hal ini agar dakwah mudah diterima di setiap kalangan, terutama para pemuda.
Menurut dia, ada dua rahasia keberhasilan Rasulullah SAW dalam berdakwah. Pertama, dakwah Nabi tidak pernah menyimpang dari kode etik dakwah. Kedua, dakwah Nabi selalu dibarengi dengan memberikan contoh dan teladan yang baik. "Kedua hal itulah yang perlu dilakukan para dai," ujarnya.
Untuk mengetahui kode etik dakwah, dia menyarankan para dai untuk membaca buku sejarah dan metode dakwah Nabi. Seperti halnya Ahmad Satori dan Erick, pakar hadis ini pun menyarankan para dai untuk menyesuaikan diri dengan pola pikir dan kadar intelektual para pemuda.