REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor UIN Syarif Hidayatullah menilai kisruh politik dan hukum yang melibatkan KPK dan Polri menguntungkan koruptor. Ia bahkan menilai jika target kekisruhan selama sebulan belakangan adalah melumpuhkan KPK, maka hal tersebut sudah berhasil dilakukan.
"Jika ribut2 ini targetnya melumpuhkan KPK, rasanya sdh berhasil. Pemenangnya adalah koruptor lewat instrumen negara," tulisnya lewat akun twitter pribadinya yang dikutip Republika, Rabu (18/2).
Ia mengaku tak paham peristiwa penetapan tersangka terhadap pimpinan dan penyidik-penyidik KPK.
"Satu2 pimpinan & penyidik di lingkungan KPK jadi tersangka oleh Polri. Otakku tdk sampai utk memahami".
Lagi-lagi, ia menilai koruptorlah yang paling diuntungkan. Karena para koruptor menang tanpa harus bertarung. Meski tak merujuk siapa koruptor yang dimaksud, Komaruddin menyakini saat ini para koruptor mengumbar senyum kemenangan karena KPK dibuat pingsan.
"Koruptornya yg diuntungkan oleh drama perseteruan Polri vs KPK. Mereka menang tanpa bertarung".
"Aku tdk punya otoritas dan bukti itk mengatakan koruptornya siapa. Yg pasti ktk KPK pingsan mereka senyum2 kemenangan".
Ia pun merasa ragu jika konflik ini terus terjadi akan berdampak pada kinerja kedua lembaga penegak hukum tersebut.
"Baik institusi POLRI maupun KPK kalau kondisinya gini, gimana bisa melaksanakan tugas dg baik?"
"POLRI dan KPK dua pasukan tempur melawan koruptor lagi sibuk berantem sendiri. Politik kelas tinggi..ga sampai otakku".