REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, Hifdzil Alim mengatakan, penunjukan ketiga pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh presiden justru menunjukan bahwa presiden hanya main aman saja.
"Plt Pimpinan KPK itu sifatnya sementara saja dan dari komposisinya saya kurang sreg. Sepertinya presiden hanya mau main aman di posisinya saja. Tidak berani melawan dan melindungi pemberantasan korupsi," katanya, Rabu (18/2).
Dikatakan Hifdzil, Taufiequrahman Ruki meski pernah menjadi pimpinan KPK tetapi masih dari unsur kepolisian. Sementara Indrianto dari sisi kesehatan kurang fit.
Sedangkan Johan Budi berasal dari internal KPK dan tidak memiliki background hukum atau akuntansi. "UU KPK mensyaratkan ada pengalaman khusus di dua bidang itu minimal 15 tahun. Jadi sepertinya presiden hanya mau main aman di posisinya saja. Tidak berani melawan dan melindungi pemberantasan korupsi.," ujarnya.
Padahal kata dia, saat ini justru dibutuhkan orang yang berani melawan desain sistematis pelemahan KPK. Jadi harusnya pimpinan KPK itu tidak berasal dari unsur polisi. "Itu yang saya takutkan. Jangan-jangan jalan keluarnya malah menghentikan kasus BG," katanya.