REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai calon tunggal Kapolri yang diusulkan Presiden Joko Widodo, Komisaris Jenderal Badroddin Haiti masih harus menjalani fit and proper test yang akan dilakukan DPR. Untuk itu, pelaksana tugas Kapolri itu mengaku telah menyiapkan segala hal terkait proses uji kelayakan itu.
Menurutnya, dalam proses fit and proper test tersebut akan dijelaskan bagaimana calon Kapolri baru menilai apa yang harus ditingkatkan, menjadi prioritas, dan dipacu terkait organisasi kepolisian. Semua itu dalam kerangka operasional ataupun tantangan tugas mendatang.
''Karena itu, kami siap untuk menyajikan konsep-konsep itu dan juga upaya apa yang akan dilakukan,'' kata Badroddin kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (18/2).
Rencananya, proses fit and proper test itu akan dilakukan setelah DPR selesai menjalani masa reses yang berakhir pada 23 Maret, mendatang. Badrodin pun merasa optimis, selama selang waktu satu bulan itu sudah cukup untuk bisa melakukan persiapan menjalani serangkain test. Badrodin pun mengaku tidak ada persiapan khusus yang akan dilakukan dalam menghadapi fit and proper test.
''Belum ada persiapan untuk itu dan biasa saja. Satu bulan saya kira cukup untuk melakukan persiapan itu,'' katanya.
Terkait dukungan dari internal Kepolisan atas pencalonan dirinya sebagai Kapolri yang baru, Badroddin mengatakan sudah dapat dukungan besar, bahkan Komjen Budi Gunawan mendukungnya. Tidak hanya itu, Badroddin menyebut, Komjen Budi Gunawan siap memberikan bantuan dan dukungan dalam proses fit dan proper test di DPR. Badrodin mengaku masih berkomunikasi dan berhubungan baik dengan calon yang digantikannya itu.
''Kalau memang perlu bantuan, beliau siap membantu, baik dalam komunikasi dengan berbagai pihak, juga termasuk persoalan-persoalan yang nanti kami sajikan di fit and proper test,'' katanya.