Rabu 18 Feb 2015 21:00 WIB

Ribuan Kedaraan Terjebak Banjir di Jalan Raya Rancaekek-Cicalengka

Rep: Agus Yulianto/ Red: Maman Sudiaman
 Kendaraan terjebak macet akibat banjir (ilustrasi)  (foto: mgROL28)
Kendaraan terjebak macet akibat banjir (ilustrasi) (foto: mgROL28)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir cileuncang setinggi 50 cm hingga 100 cm mengenangi ruas Jalan Raya Rancaekek, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Rabu (18/2), malam. Akibatnya, arus kendaraan dari arah pintu Tol Cileunyi hingga pabrik Kahatex macet total. Begitu juga ribuan kendaraan dari arah Nagreg, Kabupaten Garut yang hendak menuju Bandung dan sekitarnya, tak bisa bergerak.

"Polisi melarang kendaraan-kendaraan kecil untuk melintas daerah banjir. Ini untuk menghindari mati mesin yg dapat menimbulkan kemacetan lebih parah lagi," kata Saefulah (52 tahun) warga Cicalengka, Kabupaten Bandung yang hendak pulang usai bekerja di sebuah perusahaan di Kota Bandung, Rabu (18/2).

Dia mengatakan, berangkat dari  Bandung pukul 16.00 WIB, dan seharusnya sudah tiba di rumah pukul 17.00 WIB. Namun, kata Saefullah, karena terjebak banjir di daerah Rancaekek, hingga pukul 20.00 WIB dia belum sampai tujuan.

"Ingin putar balik lewat Tanjungsari, tapi tidak bisa karena kendaraan lain sudah mengekor. Ya, akhirnya nunggu sampai banjir surut, dan nggak tahu sampai jam berapa," katanya.

Meski aparat sudah melarang pengguna mobil untuk melintas daerah banjir itu, tapi banyak juga yang nekat untuk melintas. Akibatnya, tak sedikit kendaraan yang akhirnya mati mesin. Kondisi ini pun dimanfaatkan sejumlah warga tuk mengais rejeki dengan cara mendorong mobil yang mogok tersebut. Selain itu, antrean panjang semakin menjadi-jadi hingga 10 kilometer dari pintu keluar Tol Cileunyi.

Dari pemantauan di lapangan, kendaraan yang baru keluar dari pintu Tol Cileunyi akhirnya memilih jalur ke arah Tanjungsari. Akibatnya, daerah sumbat botol pertigaan Cileunyi menuju arah Jatinangor, Sumedang pun mengalami kemacetan parah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement