Rabu 18 Feb 2015 21:09 WIB

Hatta Diyakini akan Bawa PAN Raih 15 Juta Suara di Pemilu 2019

Ketua Fraksi PAN DPR-R, Tjatur Sapto Edy.
Foto: Dok Republika
Ketua Fraksi PAN DPR-R, Tjatur Sapto Edy.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -– Persaingan antarkandidat ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) jelang kongres di Bali, 28 Februari 2015 semakin seru. Saling klaim dukungan dan keunggulan strategi tentang cara untuk membawa PAN sukses di masa mendatang pun dilontarkan oleh kubu Hatta Rajasa maupun Zulkifli Hasan.

Kubu Hatta lewat Tjatur Sapto Edy melemparkan wacana tentang target politik. Ketua Fraksi PAN, sekaligus motor Tim Sukses Hatta, pihaknya sangat yakin dengan target kenaikan suara PAN pada Pemilu 2019.

 

“Kami menargetkan 15 juta suara di 2019. Ini bukan mimpi siang bolong, karena pada 2014 saja Pak Hatta berhasil menaikkan suara PAN hingga 53 persen dibanding pemilu 2009, menjadi 9,5 juta suara, sekaligus tertinggi sepanjang sejarah partai”, ujar Tjatur di Jakarta, Rabu (18/2).

Meski pada 2014 lalu konsentrasi Hatta masih terpecah karena harus mengurus negara lantaran dipercaya sebagai menteri koordinator perekonomian, kata dia, nyatanya PAN tetap bisa mendapat hasil gemilang. Karenanya, lanjut Tjatur, dengan posisi Hatta yang bakal fokus  mengurus PAN maka partai berlambang matahari itu diyakini akan mampu memanen suara pada pemilu mendatang. "Dengan Bang Hatta fokus 100 persen untuk PAN, target 15 juta suara itu bukan mustahil," tandas Tjatur.

 

Lantas apa strategi Hatta agar PAN bisa meraih 15 juta suara pada Pemilu 2019? Tjatur menjelaskan bahwa raihan suara di pileg selain dipengaruhi mesin partai juga tergantung pada kepemimpinan dan popularitas ketua umumnya.

Dalam konteks tersebut, lanjutnya, Hatta sudah memiliki modal yang cukup, yaitu 67 juta pemilih Prabowo-Hatta di Pilpres 2014. “Itu sepertiga atau setengahnya bisa dipastikan menyukai atau mendukung Pak Hatta. Kalau angka tersebut bisa dijaga, ini modal penting bagi PAN di 2019”, tambahnya.

 

Satu lagi, pada pemilu mendatang ada perubahan sistem pemilu, dimana Pileg dan Pilpres dilaksanakan bersamaan. Dengan adanya penguatan sistem proporsional tertutup, maka dibutuhkan sosok ketua umum partai yang harus memiliki popularitas tinggi. “Itu sudah dimiliki Bang Hatta”, kata Tjatur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement