REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- CEO Qatar Airways Akbar Al Baker mengatakan bos Delta Airlines harusnya malu menyalahkan sejumlah maskapi negara Semenanjung Arab dan serangan teroris 11 September atas kebangkrutan Delta pada 2005.
Delta, United Airlines dan American Airlines sebelumnya menyerang Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways dengan menyebut ketiga maskapai Semenanjung Arab itu menerima uang subsidi 40 miliar dolar AS atas kerja sama AS dengan negara-negara Teluk.
Bos Delta, Richard Anderson menuding negara-negara teluk bertanggungjawab atas kebangkrutan perusahannya.
Sebab pelaku serang teroris 11 September 2001 ke New York berasal dari Kawasan Teluk. Pasca serangan itu banyak maskapi terpengaruh dan terpaksa melakukan restrukturisasi.
''Anderson harusnya malu memunculkan isu terorisme hanya untuk menutupi ketidak-efisienan perusahaannya,'' kata al Baker seperti dikutip Arabian Business, Rabu (18/2).
Al Baker dan para petinggi maskapai negara Kawasan Teluk mengatakan proteksi kebangkrutan dan sokongan pascaserangan 11 September berasal dari federasi dan berbentuk ekuitas bukan subsidi seperti tudingan Anderson.
Karena Anderson mengungkit masa lalu, al Baker mengingatkan pada 2001 Pemerintah AS memberi lima miliar dolar AS dan 10 miliar dolar AS sebagai jaminan atas pinjaman maskapi asal AS yang melakukan restrukturisasi, termasuk Delta.
''Itu subsidi atau sekadar donasi?'' ungkap al Baker. Delta, United, dan American Airlines meminta Pemerintah AS membatalkan kerja sama itu.