REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menekan Uni Eropa dan Yunani pada Kamis untuk mencapai kesepakatan bantuan keuangan bagi negara yang sedang kesulitan itu, karena dana talangan (bailout) Uni Eropa berakhir pada akhir bulan ini.
Berbicara menjelang pertemuan para menteri keuangan zona euro di Brussel untuk mempertimbangkan permintaan Athena atas perpanjangan selama enam bulan program pinjaman Uni Eropa, seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan, pemerintahan Obama memantau dengan cermat perkembangan situasi Yunani.
"Pesan kepada Jerman secara luas sejajar dengan ke Yunani dan lain-lainnya di Eropa. Itu penting bagi euro dan ekonomi global untuk mencapai kesepakatan," kata pejabat itu, yang berbicara kepada wartawan tanpa menyebut namanya.
"Eropa memiliki kapasitas untuk menangani tantangan ini," kata pejabat itu. "Ini akan membutuhkan keterlibatan yang kuat dari kedua belah pihak serta cara yang konstruktif dan pragmatis ke depan."
Jerman pada Kamis (19/2) pagi menolak permintaan Athena untuk perpanjangan selama enam bulan program pinjaman Uni Eropa-nya, namun kedua belah pihak kemudian menunjukkan masih harapan untuk solusi.
Pemerintah Yunani yang baru, terpilih pada platform anti-penghematan, ingin merestrukturisasi perjanjian dana talangan (bailout) dan utangnya dengan cara yang memungkinkan pemerintah memiliki lebih banyak ruang untuk belanja dan merangsang ekonomi setelah bertahun-tahun resesi. Tetapi pemberi pinjaman bersikeras bahwa negara itu perlu mematuhi reformasi yang dijanjikan dan tidak ingin memperpanjang lebih banyak uang tanpa komitmen tersebut.
"Jika pembicaraan gagal, Saya pikir Yunani akan segera merasakan dampak ekonominya," kata pejabat Departemen Keuangan AS, menambahkan juga akan terjadi peningkatan ketidakpastian di 19-negara zona euro, yang ekonominya sudah "lesu" dan menghadapi tekanan disinflasi, serta di ekonomi global.