REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Semua kabupaten/kota di Provinsi Bali terancam mengalami pemadam listrik secara bergilir dari 21 Februari hingga 1 Maret 2015 karena akan dilakukan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Gilimanuk, Jembrana.
"Sudah ditunda-tunda sebenarnya pemeliharaan PLTG Gilimanuk ini. Namun saat ini terpaksa kami harus lakukan pemeliharaan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah," kata General Manager PLN Distribusi Bali Syamsul Huda di Denpasar, Jumat (20/2).
PLTG Gilimanuk, ucap dia, selama ini menyuplai listrik sebesar 130 Mega Watt (MW). Dengan adanya pemeliharaan dari 21 Februari-1 Maret itu, otomatis 130 MW akan keluar dari sistem pasokan kelistrikan di Bali.
Ia mengemukakan saat ini PLN Bali memiliki 850 MW untuk mensuplai listrik ke seluruh Bali. Listrik tersebut dipasok dari Jawa sebesar 340 MW, dan selebihnya dari pembangkit listrik di Gillimanuk, Pemaron dan Pesanggaran.
Dari kapasitas total 850 MW tersebut, sebelumnya Bali memiliki cadangan listrik 69 MW di saat mengalami beban puncak 781 MW.
"Namun karena nanti daya 130 MW keluar dari sistem kelistrikan, sehingga kami prediksi akan terjadi defisit listrik sebesar 40-70 MW, tergantung kondisi beban puncak saat itu," ujarnya.
Terkait dengan rencana pemadaman bergilir itu, pihaknya sudah menyampaikan kepada Gubernur Bali dan Badan Penanaman Modal, serta pihak-pihak terkait, karena kebijakan itu tentu akan berdampak pada berbagai sektor.
"Kami terpaksa harus melakukan ini untuk mengamankan sistem kelistrikan, supaya tidak lebih buruk lagi dampak pemadamannya," ujar Syamsul.