REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Arus wisatawan ke Kota Yogyakarta pada libur Imlek tahun ini mulai terasa sejak Kamis (19/2) silam. Namun arus wisatawan tersebut baru mencapai puncaknya pada Sabtu-Minggu (21-22/2) ini.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Wirawan Haryo Yudho mengatakan, kendaraan luar daerah sudah mulai terlihat memadati Kota Yogykarta sejak Kamis kemarin. "Jumat peningkatan arus lalulintas juga semakin memadat dan mencapai puncaknya Sabtu-Minggu ini," ujarnya, Jumat (20/2).
Peningkatan arus kendaraan tersebut menurutnya terbanyak ada di sepanjang Malioboro, di Jalan Laksda Adi Sutjipto atau Jalan Solo. Pihaknya kata Wirawan juga menerjunkan tim gabungan yang terdiri dari petugas Dishub dan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta untuk penertiban arus lalulintas selama peringatan Imlek.
Selama dua hari pada akhir pekan ini, tim mengintensifkan razia pada lokasi rawan pelanggaran. Wirawan menambahkan, bentuk pelanggaran yang berpotensi terjadi ialah menyangkut perparkiran. Baik lokasi parkir yang melanggar maupun tarif diatas ketentuan.
Selain itu, tim gabungan juga membersihkan rambu yang tertutup oleh tindakan vandalisme. Diakuinya, aksi corat-coret maupun penempelan stiker pada rambu lalu lintas masih terus terjadi. "Siang hari kami razia penertiban sedang malam harinya keliling mengawasi lokasi yang kerap menjadi sasaran vandalisme," katanya.
Menurutnya, Dinas Ketertiban juga sudah melakukan razia parkir di kawasan Malioboro dan masih ditemukan pelanggaran. Terkait dengan rekayasa lalulintas kata dia, tidak perlu menggunakan sistem buka-tutup Jalan Malioboro selama libur Imlek. Pihaknya hanya akan memaksimalkan rambu yang ada serta berkoordinasi bersama kepolisian.
Sementara itu meski arus kendaraan luar daerah terus memadati Yogya pada libur Imlek dan akhir pekan ini namun, tingkat hunian hotel di Yogyakarta justru masih stagnan.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan tingkat hunian hotel bintang dan non bintang hanya dalam kisaran 60 persen untuk hotel bintang dan 30 persen untuk hotel non bintang pada libur Imlek dan akhir pekan.
"Tak ada peningkatan signifikan dibandingkan hari biasa. Bahkan dengan libur akhir pekan tidak ada bedanya," katanya.
Menurutnya rendahnya tingkat hunian hotel di Yogyakarta salah satu sebabnya tidak ada cuti bersama PNS dan swasta pada hari Jumat ini sehingga praktis libur hanya 1 hari saat Imlek kemarin.
"Disisi lain terjadi bencana banjir yang melanda beberapa kota besar di Indonesia sehingga rencana berwisata dibatalkan," ujarnya.