REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sepuluh anak-anak tewas menambah jumlah korban perang sipil di Suriah. Lembaga Internasional Penegakan HAM Suriah (OSHR) mengatakan, serangan militer rezim Presiden Bashar al-Assad pada Jumat (20/2) meratakan sebuah pemukiman di pinggiran Kota Aleppo.
Direktur OSHR, Rami Abdel Rahman menerangkan, serangan tersebut terjadi persisnya di Desa Rityan, beberapa kilo meter arah utara dari Kota Aleppo. Serangan tersebut terjadi setelah, adanya kontak senjata dari sebuah rumah penduduk ke arah konvoi militer.
Menanggapi serangan pemukiman, militer membalasnya dengan serangan membabi buta. Hasilnya, 48 penduduk tewas seketika.
Sepuluh diantaranya adalah anak-anak. "Tidak ada perlawanan, kecuali hanya dari satu rumah. Tapi, rezim mengeksekusi semuanya," kata Rami, seperti dilansir, al-Arabiya, Sabtu (21/2).
Reuters melansir, kekerasan bersenjata oleh rezim terhadap para milisi anti Assad masih terus berlanjut dan tak sehari pun tanpa letupan senjata maupun bom. Dihari yang sama, selain di Desa Rityan, kontak senjata antara militer Assad dan kelompok milisi Islam juga menewaskan 116 tentara pemberontak di Kota Aleppo.
Sementara di Kota Qardaha, ledakan Bom menewaskan empat penduduk di Provinsi Latakia itu. Ledakan di kota tersebut, merupakan aksi bersenjata pertama kali untuk kota itu. Kota Qardaha merupakan, pemukiman dengan penduduk mayoritas penganut Syiah. Kota tersebut juga merupakan tempat tinggal para leluhur Assad.
Serangan di Qardaha meyakinkan banyak milisi, bahwa proses penjungkalan Assad lewat berperang, masih terus berkobar. OSHR mengatakan, sejak 2011, perang sipil di negeri itu, sudah menewaskan lebih dari 210 ribu orang.