REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas II-A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali seakan disulap menjadi destinasi pariwisata baru dalam sepekan terakhir. Lapas terbesar di Pulau Dewata itu semakin ramai dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) didorong ramainya pemberitaan tentang duo Bali Nine yang terancam eksekusi mati, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Leeza adalah salah seorang wisman Australia yang datang bersama teman prianya menggunakan motor, Jumat (20/2). Dia sengaja berhenti di depan lapas, sekadar melihat-lihat, tak lupa mendokumentasikan foto pribadi alias selfie.
Republika mencoba menghampiri dua bule yang terlihat seru mengabadikan gambar mereka sejenak di depan lapas. Leeza yang sedikit ragu-ragu diwawancara akhirnya kian bersahabat ketika percakapan dimulai.
Awalnya, Leeza mengaku bermaksud ingin surfing ke Pantai Petitenget di Seminyak. Hal itu terlihat dari dua papan surfing yang digantung horizontal dengan alat khusus di motor yang dikendarainya. Kebetulan jalur perjalanan yang Leeza lewati berdekatan dengan lokasi lapas, sehingga keduanya memutuskan untuk mampir sebentar.
Leeza mengatakan dirinya mengetahui Bali Nine yang saat ini sedang membuat heboh pemerintah di negaranya. Wanita pirang ini menyatakan dirinya tak setuju dengan hukuman mati yang diberlakukan atas Chan dan Sukumaran.
"Mereka layak dipenjara seumur hidup, tapi tidak dihukum mati," kata Leeza.
Leeza juga tak berniat memboikot Bali sebagai tujuan wisata. Sebab, dia sudah sangat akrab dengan pantai-pantai di Bali dan menganggap Bali sebagai rumah keduanya. "Dalam setahun, saya selalu datang ke Bali. Bali memiliki pantai-pantai yang cantik. Saya suka surfing di sini, jadi saya tidak akan memboikot Bali," kata Leeza.