Senin 23 Feb 2015 15:06 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Jokowi: Tata Krama Brasil tak Lazim

Presiden Jokowi ketika di Istana Bogor.
Foto: Antara
Presiden Jokowi ketika di Istana Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menilai, tindakan Presiden Brasil Dilma Rousseff yang menolak surat kepercayaan Duta Besar Republik Indonesia Toto Riyanto secara mendadak, di Istana Kepresidenan Brasil, Jumat (20/2) sebagai sebuah tata krama yang tidak lazim.

“Ya kalau hal-hal seperti itu menurut saya sebuah tata krama yang tidak lazim,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan yang mencegatnya saat menemui nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Senin (23/2).

Menurut Presiden, atas tindakan yang dilakukan oleh Presiden Brasil Dilma Rousseff yang mengaitkan penolakannya menerima credentials (penyerahan surat kepercayaan) dengan eksekusi terpidana mati narkoba warga Brasil pada 18 Januari 2015 lalu, ia telah meminta Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk menarik pulang Dubes RI untuk negara tersebut.

“Hari Jumat (20/2) sudah saya perintah untuk duta besar kita ditarik pulang. Itu perintah saya,” tegasnya.

Ketika ditanya apakah akan membekukan hubungan diplomatik dengan Brasil, Presiden Joko Widodo menjawab: “Ya kita lihat nanti.’

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement