REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan pada Maret 2015 mendatang suhu udara di DIY akan mengalami kenaikan. Hal ini lantaran matahari akan berada di atas Kota Yogyakarta pada bulan tersebut.
"Matahari mulai bergeser dari Selatan ke Utara dan Maret mendatang tepat di atas Yogya sehingga suhu udara akan naik," ujar Kepala BMKG Yogya, Bambang Suryo, Senin (23/2).
Kenaikan suhu udara di Yogya diperkirakan mencapai 1 hingga 2 derajat celcius. Dengan perkiraan suhu maksimum siang hari mencapai 33 derajat celcius. Meski menyengat namun kata Bambang, suhu udara tersebut masih cukup normal untuk wilayah Yogya.
Suhu udara ini akan semakin menurun seiring dengan pergeseran matahari ke Utara. Selain itu pada April mendatang Yogya juga mulai memasuki musim pancaroba dan akhir April memasuki musim kemarau.
Terkait musim penghujan kata dia, Februari ini wilayah Yogya sudah melewati puncak musim hujan. Meski begitu intensitas hujan tinggi diperkirakan masih akan terjadi hingga Maret mendatang meskipun jarang.
"Menurut grafis, puncak musim hujan sudah lewat, namun potensi hujan lebat masih ada," katanya.
Apalagi jika ada gangguan cuaca jangka pendek maka potensi tersebut sangat mungkin terjadi. Termasuk sepekan terakhir, sebagian besar wilayah DIY justru tidak diguyur hujan. Hal ini akibat berkurangnya awan di atas udara Yogya dipengaruhi kenaikan suhu udara di wilayah Selatan perairan Yogya sehingga awan berkurang.
Namun kata dia, sepekan ke depan intensitas hujan ringan hingga sedang akan terjadi di wilayah DIY. Dengan potensi gelombang air laut mencapai 3 meter di perairan Selatan DIY. Karenanya BMKG meminta nelayan tetap waspada jika melaut.
Sementara itu Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti tetap tetap meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk tetap bersiaga menghadapi bencana meski puncak musim hujan telah lewat. Sebab potensi bencana masih akan terjadi seperti angin kencang.
Seperti pekan lalu, sebagain wilayah Kota Yogya dilanda angin kencang yang menyebabkan beberapa pohon tumbang. Selain itu beberapa kejadian kebakaran juga terjadi dalam sepekan ini.
"Personel BPBD harus tetap siaga, jangan lengah karena potensi bencana masih mungkin terjadi," ujarnya.
Meski begitu kata Haryadi, penanganan bencana tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga menjadi tugas dari masyarakat. Karenanya masyarakat juga diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terkait potensi bencana ini.