Senin 23 Feb 2015 21:00 WIB

Alasan Pemerintah Berencana Seragamkan Awal Hijriah

Rep: c14/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gedung Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kemenag, Nur Khazin mengakui, perbedaan awal bulan Hijriah, khususnya Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, disebabkan perbedaan yang dimunculkan ormas-ormas Islam. Ini terkait metode dan kriteria penentuan awal bulan Hijriah. Sehingga, perlu peran pemerintah untuk menyeragamkannya.

“Keputusan ulil amri itu menghilangkan perbedaan-perbedaan. Makanya, perlu campur tangan pemerintah. Tidak boleh itu, ormas menetapkan sendiri (awal bulan Hijriyah),” ujar Nur Khazin saat ditemui di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (23/2).

Nur mencontohkan, terkait penentuan awal Ramadhan, sebenarnya Rasulullah SAW sendiri menyuruh menggunakan metode rukyah (melihat langsung adanya hilal). Hanya saja, kata Nur, metode hisab pun masih harus dipakai sebagai penyedia data pendukung untuk rukyah.

“Rukyah itu kan perintah Rasul. Hanya saja, rukyah juga mesti didukung data dari hisab,” kata Nur Khazin.

Nur menyebutkan dua ormas besar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah, kata Nur, menggunakan metode wujud al-hilal atau metode hisab. Yakni, tanpa melihat hilal yang tampak dalam menentukan awal bulan Hijriyah. Sementara itu, NU menggunakan metode melihat langsung hilal yang tampak atau metode rukyah.

“Maka mungkin, perlu duduk bersama, berdiskusi secara kontinu. Ormas-ormas Islam sendiri, pada dasarnya ingin bersatu (dalam menentukan awal bulan Hijriah),” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement