REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Di tengah meningkatnya ketegangan anti-Muslim di Australia, puluhan tokoh masyarakat Muslim dan organisasi mengkritik kebijakan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Komunitas Muslim menilai Abbott salah mengkritik Mufti Australia, Ibrahim Abu Muhammad
"Kami menyesalkan dan mengutuk penargetan publik terhadap Muslim melalui hukum keji 'anti-teror' itu," kata pernyataan yang ditandatangani oleh 64 organisasi dan masyarakat serta 42 pemimpin agama, seperti yang dikutip laman Islamonline, Selasa (24/2).
Komunitas Muslim menyimpulkan Undang-undang (UU) yang disahkan tahun 2014 itu telah digunakan untuk membenarkan serangan oportunistik terhadap masjid. Ini yang mendorong, terciptanya situasi menyedihkan dan berbahaya terhadap Muslim, terutama perempuan dan anak-anak.
Sebelumnya, Abbott membuat marah umat Islam karena telah mengkritik mufti. Dia pun menentang dan melarang kegiatan atau sesuatu yang berkaitan dengan Hizbut Tahrir.
Pemimpin Muslim Australia, Abu Muhammad mengatakan, sikap itu akan menjadi "kesalahan politik" karena telah melarang dan mengecam suatu kelompok seperti Hizbut tahrir.
"Kami sangat menentang ancaman politik Perdana Menteri Abbott yang ingin mengatasi dan menindak kelompok-kelompok Islam seperti Hizbut Tahrir. Padahal Hizbut Tahrir sangat mengingkari dan tidak pernah mendukung aksi teroris. Mereka hanya hanya mengkritiki kejahatan dan sikap Abbot terhadap Muslim dalam negeri dan luar negeri," kata pernyataan itu.