REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketiadaan pipa gas di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Tambora, Jakarta Barat, menjadi kekurangan tersendiri di mata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias. Menurut Ahok, setiap unit Rusunawa harus disertai pipa gas yang langsung terhubung dengan dapur. Sehingga penghuni tidak perlu lagi membeli gas dalam tabung.
"Saya ingin sediakan tabung gas besar untuk penghuni Rusun. Nanti langsung disalurkan ke unit-unit Rusun," tutur Ahok saat mengunjungi Rusuwa Tambora, Selasa (24/2).
Menurut dia, cara seperti itu akan mempermurah biaya bahan bakar rumah tangga. Sebab, masyarakat hanya bayar gas, dan tidak perlu membeli tabung.
Pada peresmian Rusunawa tersebut, Ahok bertutur bahwa target Jakarta tahun ini adalah membangun 50 ribu unit rumah susun. Menurut dia, Ibu Kota membutuhkan hunian bersusun sebanyak 200 ribu sampai 300 ribu unit. Karenanya, pemerintah akan terus melakukan pembangunan Rusun.
Adapun Rumah Susun Sederhana Sewa lain yang diresmikan oleh Ahok adalah Rusunawa Jatinegara Kaum (200 unit), Pulo Gebang (160 unit), dan Cipinang Besar Selatan (200 unit). Ketiganya terletak di Jakarta Timur, dengan tinggi enam lantai.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Ika Lestari Aji mengatakan ada ratusan kepala keluarga yang menempati Rusun Tambora. Ia menyampaikan bahwa Rusunawa yang terletak di wilayah barat Jakarta itu, adalah satu-satunya yang dilengkapi fengan lift. Luas lahannya 21.743 meter persegi. Dibangun sejak Agustus 2013. Dengan 16 lantai, terdiri tiga tower dengan total unit 549, tipe 30.
"Ada 477 unit yang ditempati penghuni rusunawa lama. Sisanya diperuntukkan bagi warga yang terkena relokasi," ucap Ika di tempat yang sama dengan Gubernur.
Penghuni rusun dikenakan harga sewa Rp 458.400 per bulan. Termasuk untuk biaya perawatan fasilitas dan kebersihan. "Harga itu sudah kami subsidi 80 persen," ungkap Ika.
Seluruh transaksi pembayaran sewa akan menggunakan autodebet rekeninh Bank DKI. Untuk itu, pemprov akan menyediakan mesin ATM bank tersebut di wilayah Rusunawa.