Selasa 24 Feb 2015 14:36 WIB

Pendaki Hilang di Cikuray Ditemukan Selamat

 Pendaki memadati puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (17/8).  (Antara/Teresia May)
Pendaki memadati puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (17/8). (Antara/Teresia May)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seorang pendaki Fahrudin (24) asal Jakarta yang dilaporkan hilang di Gunung Cikuray, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya berhasil ditemukan dengan selamat di jalur pendakian, Selasa sekitar pukul 12.00 WIB.

"Pendaki yang hilang sudah ditemukan tadi sekitar jam 12.00, kondisinya selamat, sehat," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut TB Agus melalui telepon seluler, Selasa (24/2).

Ia menuturkan, saat ditemukan pendaki tersebut dalam kondisi lemas, kemudian dibawa oleh petugas tim gabungan dari BPBD, Muspika, Badan SAR, dan masyarakat ke pos pemancar Gunung Cikuray. Selanjutnya, kata dia, pendaki tersebut diberi penanganan medis oleh petugas kesehatan Puskesmas setempat. "Kondisinya tidak parah, tapi tetap diberi penanganan medis  untuk memastikan kesehatannya," kata Agus.

Sebelumnya, Fahrudin mendaki bersama delapan rekannya ke  Gunung Cikuray, Kecamatan Cilawu, Sabtu (21/2) sekitar pukul 08.00 WIB, selanjutnya, Ahad (22/2) sekitar pukul 14.30 pendaki tersebut turun gunung.

Pertengahan jalan di kawasan Puncak Bohong, para pendaki tersebut berhenti untuk istirahat. Selanjutnya para pendaki kembali turun gunung, tanpa sadar seorang rekannya yang masih istirahat itu tertinggal rombongan. "Jadi ketinggalan, untungnya pendaki itu tidak kemana-mana, diam di jalur cagak," kata Agus.

Ia mengimbau kepada seluruh pendaki Gunung Cikuray agar mempersiapkan diri kondisi fisik dan kesehatan terutama pada musim hujan jalur pendakian licin dan berbahaya.

Selain itu pihaknya mengingatkan pendaki untuk mempersiapkan kebutuhan makanan dan minuman yang cukup selama perjalanan mendaki maupun saat di puncak. "Terutama kebutuhan air harus cukup, karena di puncak tidak ada air," kata Agus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement