REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai sikap Angkasa Pura II (AP II) yang menalangai dana refund ke Lion Air dinilai merupakan sikap yang tak tepat.
Ini karena AP II berjenis BUMN dan bukan perusahaan swasta.
Kordinator Fitra, Ucok Sky khadafi menyatakan BUMN memiliki anggaran tersendiri yang mesti dipertanggungjawabkan. Hal ini jika ada anggaran tiba tiba yang dikeluarkan seperti itu, bagaimana pertanggung jawaban secara perusahaan.
"Apalagi pengeluaran uangnya tak terkait dengan tupoksi dari AP II," kata dia, Selasa (24/2).
Diam menyatakan keterlambatan juga dinilai merupakan kesalahan dari pihak swasta yakni Lion Air. Jadi, tak tepat kalau AP II ikut membantu masalah ini. Kalau hal ini diterapkan dia takut nantinya BUMN lain juga menerapkan pola yang sama, yaitu meminjamkan uang pada pihak swasta.
"Ini bukan masalah kemanusiaan, tapi masalah pertanggungjawaban BUMN pada pengelolaan keuangannya," ujarnya.
Sebelumnya Dirut AP II Budi Karya Sumadi mengatakan, bentuk dana yang dicairkan dalam bentuk business to business ini bermula dari suasana genting di bandara yang membuat AP II selaku pengelola bandara harus segera mengambil kebijakan secara cepat. Berdasarkan faktor kemanusian ini lah AP II memutuskan mengucurkan dana Rp 4 miliar untuk refund tiket calon penumpang.